Jadi Entrepreneur atau Karyawan?

on
Saturday, August 17, 2013


Spesial sehari edisi kemerdekaan yah hari ini postingnya nggak bahas KPop. Kali ini topiknya soal entrepreneur, hits banget kan. LOL. Gara-gara baca twit orang ke ayahnya orang se-bandung raya @pidibaiq.

RT @pidibaiq: juga blm merdeka dari mengeluh :)) RT @yogi_adhi: yah saya belum merdeka karna masih menjadi karyawan.

Speechless dong bacanya. Tapi nggak kaget ya karena zaman sekarang kayanya yang ngaku entrepreneur kayanya ngerasa derajatnya lebih tinggi dari karyawan. Padahal cashflow masih belum ngerti, uang hasil jualan masih kecampur sama uang pribadi, boro-boro punya karyawan dan bayar gaji, tapi dengan bangga jaya bilang: gue entrepreneur!

Nggak salah sih. Suka-suka lo aja mau nyebut diri lo apa. :p Masa-masa kemudahan internet emang bikin orang jadi lebih gampang bisnis karena bisnisnya bisa online. Tapi saya sebagai karyawan tergelitik karena ada orang yang merasa belum merdeka karena masih jadi karyawan.

Pertama. Kenapa semua orang mau jadi entrepreneur? Mungkin karena kerjanya sesuka hati. Jadi bos buat diri sendiri. Enak gitu? Tergantung. Kalau mendisiplinkan diri untuk nggak Twitteran pas waktunya kerja aja susah, gimana mau kerja untuk diri sendiri? Kalau ngantor kan tugas harus selesai mau nggak mau karena kita kerja untuk orang lain. Bertanggung jawab untuk orang lain masih susah, bisa tanggung jawab pada diri sendiri? Saya mah susah, kalau nggak kerja kayanya seharian tidur sama Twitteran doang. Nggak produktif. Mending kerja, ketemu temen-temen, jajan, nulis, digaji. Hehehe.

Kedua. Buat saya jadi karyawan itu enak banget! Tinggal bangun pagi, kerja, pulang, digaji. Gaji nggak selamanya bergantung sama hasil kerja. Sejelek-jeleknya hasil kerja, paling ditegur doang sama bos, tapi akhir bulan tetep gajian. Ya kan? Kalau kerja jelek/biasa aja, paling nggak naik gaji/pangkat. Kalau kerja bagus, ya gaji mengikuti. Kalau kantornya bagus, BBM naik aja gaji mengikuti naik loh. Enak kan!

Coba kalau kerja sendiri plus nggak punya karyawan tea. Sekalinya males, penghasilan berkurang. Sori, nggak sanggup ubah gaya hidup. LOL. Gajian kapan gajian? XD

Ya kalian bisa bilang saya beruntung bisa dapet kerjaan enak. Tapi kerjaan enak apa nggak enak itu tergantung kitanya deh beneran. Saya juga sekarang masih proses adaptasi sama kantor baru, nggak bisa move on dari kantor lama, tapi demi kelangsungan karier yang lebih baik, ya harus dibetah-betahin.

Kuncinya satu, HARUS kerja sesuatu yang disuka. Saya suka nulis, gimana pun situasi kerjanya, asal masih dalam konteks nulis menulis, saya bisa betah. Karena sebosen apapun, ketika ngelakuin sesuatu yang disuka jadi nggak bosen.

Plusnya dari kerja yang disuka adalah, saya ngelakuin sesuatu yang saya suka dan DIGAJI! Kurang merdeka apa! Kenapa harus jadi entrepreneur kalau udah gini! XD

Jadi setuju sekali sama @pidibaiq, kalau terus-terus mengeluhkan kerjaan, bukan berarti belum merdeka karena masih jadi karyawan. Kalian belum merdeka dari diri sendiri yang terlalu banyak mengeluh dan kurang bersyukur. Belum tentu pas jadi entrepreneur, hidup bisa lebih bahagia daripada pas jadi karyawan. Lagian masih banyak orang yang setiap hari untuk makan aja susah, ini masih bisa punya kuota buat Twitteran kok masih ngeluh belum merdeka.

Udah ah. Nggak ngerti kenapa jadi ikut-ikutan nulis ginian. Mahahhahahahaha. Bye!
Be First to Post Comment !
Post a Comment